Close Menu
Indotim NewsIndotim News
  • Berita
  • DAERAH
  • HUKRIM
  • EKOBIS
  • BIDIK LENZA
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • ADVERTORIAL
  • SOSBUD
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
Kamis, Oktober 23
Indotim NewsIndotim News
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Berita
  • DAERAH
  • HUKRIM
  • EKOBIS
  • BIDIK LENZA
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • ADVERTORIAL
  • SOSBUD
Indotim NewsIndotim News
  • Berita
  • DAERAH
  • HUKRIM
  • EKOBIS
  • BIDIK LENZA
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • ADVERTORIAL
  • SOSBUD
Home»NASIONAL»KOLOM: Transformasi Reformasi Polri, Berubah atau Rakyat Akan Menjauh
NASIONAL

KOLOM: Transformasi Reformasi Polri, Berubah atau Rakyat Akan Menjauh

Indotim NewsBy Indotim NewsSeptember 26, 2025Updated:September 26, 2025Tidak ada komentar3 Mins Read
Facebook Twitter Email WhatsApp Telegram
Share
Facebook Twitter Email WhatsApp

 Polri sedang diuji, berani berubah atau terjebak dalam krisis kepercayaan.  

Oleh: Zulkifli Malik

Transformasi Reformasi kepolisian adalah kebutuhan mendesak. Bukan hanya berkutat pada  tuntutan publik, melainkan syarat mutlak jika Polri ingin mendapatkan kembali kepercayaan rakyat.

Pertanyaannya, apakah Polri berani bercermin pada pengalaman negara lain yang berhasil menata diri?

Mari kita tengok Georgia. Setelah Revolusi Mawar 2003, negara kecil di Eropa Timur ini berani memecat hampir seluruh polisi lalu lintas yang korup.

Tidak ada kompromi, tidak ada toleransi. Hasilnya, wajah kepolisian berubah drastis dan kepercayaan publik kembali. Pelajaran bagi Polri jelas: jika ingin bersih, jangan ragu menyingkirkan oknum yang merusak institusi, meskipun jumlahnya besar.

Singapura memberi teladan lain. Kepolisian di sana digaji tinggi, dilengkapi fasilitas layak, dan diawasi ketat.

Tidak heran, korupsi hampir tidak punya ruang tumbuh. Bagi Polri, kesejahteraan anggota bukan sekadar angka di slip gaji, melainkan pondasi moral.

Polisi yang sejahtera, dengan pengawasan yang transparan, akan lebih tegak berdiri menjaga hukum.

Hong Kong pun punya cerita menarik. Krisis korupsi parah di tubuh polisi pada 1970-an ditangani dengan membentuk ICAC, lembaga independen yang benar-benar berdiri di luar kepolisian.

Pesannya sederhana, pengawasan internal saja tidak cukup. Polri perlu membuka diri pada kontrol eksternal yang independen, agar tidak terjebak pada lingkaran kolusi.

Estonia, negara mungil di Eropa Utara, memilih jalur digitalisasi. Hampir seluruh pelayanan publik berbasis teknologi, sehingga interaksi langsung yang sering jadi celah pungli berkurang drastis.

Polri sebenarnya sudah mulai ke arah ini lewat tilang elektronik. Namun, digitalisasi harus diperluas hingga pengaduan publik yang bisa dipantau secara terbuka, agar transparansi benar-benar hidup.

Namun, reformasi tidak cukup hanya soal korupsi dan pelayanan publik. Ada satu hal yang tak kalah penting,  yakni cara polisi menghadapi unjuk rasa. Di negara-negara demokratis, polisi diposisikan sebagai fasilitator, bukan musuh rakyat.

Prinsip legalitas, akuntabilitas, dan proporsionalitas dalam penggunaan kekuatan harus menjadi pegangan. Jika aspirasi publik dijawab dengan kekerasan, maka Polri gagal menjalankan fungsinya sebagai pengayom.

Dan tentu saja, semua itu bermula dari hulu: rekrutmen. Jika pintu masuk menjadi polisi sudah dikotori “jual beli kursi” dan permainan nilai, sulit berharap lahir aparat bermental pelayan rakyat.

Rekrutmen yang bersih, transparan, dan berbasis meritokrasi adalah kunci agar mentalitas personel tetap terjaga dari awal bertugas hingga pensiun.

Reformasi Polri tidak bisa hanya berhenti pada slogan. Ada  Empat pilar ketegasan, kesejahteraan, pengawasan independen, dan digitalisasi, harus dijalankan konsisten, ditambah pembenahan rekrutmen serta penghormatan HAM dalam setiap langkah.

Jika Polri berani melangkah ke arah itu, kepercayaan publik bukan sekadar mimpi. Jika tidak, reformasi hanya akan tinggal wacana yang makin menjauhkan polisi dari rakyat yang seharusnya mereka lindungi.

Penulis Adalah Jurnalis Pinggiran

SLIDER
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email
Indotim News
  • Website

Related Posts

Analisis: Celoteh Media Ungkap “Penggelapan” Solar Subsidi dari SPBU “Nakal” di Makassar ke Kapal. Oknum APH Terlibat? (Bag.73)

Oktober 16, 2025

17 Ton Bambu Laut Disita di Makassar, Jejak Modal Asing Terungkap

Oktober 16, 2025

KOLOM: Penanganan Hukum Dua Tersangka Pelangsir BBM Solar Subsidi di Polres Gowa Masih Berjalan Tanpa Akhir (Bag.2)

Oktober 15, 2025
Leave A Reply Cancel Reply

  • Berita Terkini
  • Post Popular

SIT Darul Fikri Makassar Ajak Masyarakat Daftarkan Putra-Putri Terbaiknya Tahun Pelajaran 2026–2027

Oktober 22, 2025

GAKMI Laporkan Dugaan Korupsi Proyek Bibit Nanas Rp60 Miliar ke Kejati Sulsel

Oktober 22, 2025

KOLOM: Kasus Solar Subsidi Gowa, Transparansi Hukum yang Dinanti Publik (Bag.3)

Oktober 22, 2025

Dari Makassar untuk Sulsel: Adzkiyah Raihanah Putri Juara 1 Resensi Buku Tingkat SMA

Oktober 21, 2025

Pastor Yance Yogi dari Intan Jaya; Uskup Merauke urus umat, bukan sibuk pemekaran wilayah

Mei 29, 2022

DPC Pandawa Pattingalloang Gowa Laksanakan Rapat Persiapan Pelantikan

Agustus 15, 2022

Antara WikiLeaks dan SBY, Siapa Bohong?

Agustus 1, 2014

SIT Darul Fikri Makassar Ajak Masyarakat Daftarkan Putra-Putri Terbaiknya Tahun Pelajaran 2026–2027

Oktober 22, 2025
Berita Terbaru
  • SIT Darul Fikri Makassar Ajak Masyarakat Daftarkan Putra-Putri Terbaiknya Tahun Pelajaran 2026–2027
  • GAKMI Laporkan Dugaan Korupsi Proyek Bibit Nanas Rp60 Miliar ke Kejati Sulsel
  • KOLOM: Kasus Solar Subsidi Gowa, Transparansi Hukum yang Dinanti Publik (Bag.3)
  • Dari Makassar untuk Sulsel: Adzkiyah Raihanah Putri Juara 1 Resensi Buku Tingkat SMA
  • Lapas Kelas IIB Maros Berkontribusi Aktif dalam Implementasi 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Indeks Berita
© 2025 INDOTIM NEWS | by WebPro.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.