CIREBON– Skandal mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kembali mencoreng Kabupaten Cirebon, mengungkap borok tata kelola energi yang kronis.
Oknum-oknum tak bertanggung jawab diduga kuat berkolaborasi secara sistematis, menjarah BBM subsidi dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menggunakan armada mobil boks modifikasi, yang kemudian disalurkan ke perusahaan bernama PT PMP.
Pantauan media ini mengungkap bahwa BBM subsidi curian ini kemudian didistribusikan ke sejumlah pelabuhan vital, termasuk Pelabuhan Kejawanan, Karangsong, hingga area Pelindo.
Modus operandi yang terstruktur rapi ini terendus setelah beredarnya bukti visual aktivitas mencurigakan, di mana mobil boks dengan tangki raksasa terlihat jelas melakukan penampungan solar bersubsidi dengan bantuan selang berukuran besar.
IS, pemilik PT PMP, kini menjadi sorotan utama dan disebut-sebut sebagai aktor kunci di balik gurita rantai distribusi ilegal ini.
Aksi kejahatan terorganisir ini tidak hanya mengakibatkan kerugian negara yang mencapai miliaran rupiah, tetapi juga secara brutal merampas hak masyarakat kecil yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama subsidi energi dari pemerintah.
Pakar energi dengan tegas menyatakan bahwa mafia BBM subsidi bukan sekadar pelanggaran ekonomi biasa, melainkan kejahatan terstruktur yang mengancam stabilitas harga dan ketersediaan energi bagi masyarakat luas.
“Ini adalah pengkhianatan terhadap amanat konstitusi. Negara harus bertindak tegas, tanpa kompromi,” tegas seorang pengamat kebijakan publik.
Masyarakat Cirebon menuntut tindakan nyata dari aparat penegak hukum, termasuk kepolisian dan Pertamina, untuk segera membongkar jaringan mafia BBM yang telah lama beroperasi di wilayah mereka.
Penindakan yang komprehensif dan tanpa pandang bulu menjadi krusial untuk mencegah praktik serupa terus berulang dan semakin mengakar dalam sistem.
Kasus ini adalah tamparan keras bagi pemerintah dan aparat terkait, bahwa BBM subsidi yang seharusnya menjadi hak rakyat kecil terus-menerus dijadikan lahan basah bagi para pelaku kejahatan yang berkolaborasi dengan jaringan mafia yang terstruktur dengan rapi.
Pertanyaan besar kini adalah, sampai kapan negara akan terus kecolongan dan rakyat terus merana?
IS yang berupaya dikonfirmasi, sulit di temui.