MAKASSAR – Bagi warga pendatang yang sedang mendampingi keluarga berobat di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, kewaspadaan menjadi hal mutlak.
Di balik hiruk-pikuk deretan toko makanan dan lalu lintas padat di Jalan Perintis Kemerdekaan, ancaman kejahatan jalanan mengintai tanpa pandang bulu.
Salah satu modus yang kembali mencuat di tengah masyarakat adalah penipuan “Pakappala Tallang” istilah lokal untuk tipu daya berantai yang mengelabui korban hingga terbujuk mengikuti ajakan pelaku.
HYL (35), seorang pria asal Kolaka, Sulawesi Tenggara, menjadi salah satu yang nyaris terjerat.
Ia datang ke Makassar untuk mendampingi anaknya yang sedang menjalani pengobatan rujukan di RS Wahidin. Rabu sore, (20/5/25), HYL berniat keluar sejenak dari area rumah sakit untuk membeli makanan.
Namun langkahnya terhenti saat seorang pria tak dikenal menyapanya.
“Pria itu mengaku dari Malaysia dan bilang ingin ditemani membeli barang elektronik. Katanya dia tidak begitu paham jalanan di Makassar,” papar HYL saat ditemui di lingkungan rumah sakit.
Belum sempat menolak, datang pria lain yang seolah kebetulan lewat dan menawarkan diri untuk membantu mencarikan toko elektronik.
Situasi pun berkembang cepat. Dalam hitungan menit, perbincangan ringan berubah menjadi jebakan yang nyaris membawanya dalam pusaran kejahatan.
“Saya seperti terbujuk begitu saja. Diajak ngobrol, lalu lengan saya sempat ditepuk dua kali. Entah kenapa, saya nurut dan ikut masuk ke dalam mobil mereka, Toyota Avanza warna gelap,” ujarnya dengan nada masih tampak cemas.
Mobil melaju keluar dari lingkungan rumah sakit, namun saat keluar area rumahsakit, kemacetan parah di Jalan Perintis Kemerdekaan justru menjadi penyelamat.
Di tengah kepadatan lalu lintas, kesadaran HYL kembali pulih. Ia memutuskan untuk nekat membuka pintu dan melompat keluar dari mobil.
“Saya gemetar. Tapi begitu sadar, saya langsung turun dan lari kembali ke dalam rumah sakit. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa,” ucapnya.
Meski lolos dari potensi kejahatan, HYL mengaku tidak melaporkan kejadian ini ke kepolisian. Ia beralasan belum mengalami kerugian materiil serta tidak tahu lokasi kantor polisi terdekat.
Kisah yang dialami HYL bukan kali pertama terjadi. Modus “Pakappala Tallang” telah lama dikenal di kalangan warga Makassar, khususnya di sekitar area strategis seperti rumah sakit dan terminal.
Pola yang digunakan nyaris serupa: pelaku berpura-pura bingung, bersikap ramah, dan melibatkan “orang ketiga” untuk menambah kesan alami—sebelum akhirnya membawa korban menjauh dari keramaian.
Peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat, terutama warga pendatang yang rentan dijadikan target.
Pihak kepolisianpun diharap untuk meningkatkan kontrol atau patroli wilayah di area rawan kejahatan.
Masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada terhadap ajakan orang tak dikenal, serta segera melaporkan aktivitas mencurigakan ke pihak keamanan rumah sakit atau kepolisian terdekat. (*)