Close Menu
Indotim NewsIndotim News
  • Berita
  • DAERAH
  • HUKRIM
  • EKOBIS
  • BIDIK LENZA
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • ADVERTORIAL
  • SOSBUD
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
Rabu, Oktober 22
Indotim NewsIndotim News
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Berita
  • DAERAH
  • HUKRIM
  • EKOBIS
  • BIDIK LENZA
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • ADVERTORIAL
  • SOSBUD
Indotim NewsIndotim News
  • Berita
  • DAERAH
  • HUKRIM
  • EKOBIS
  • BIDIK LENZA
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • ADVERTORIAL
  • SOSBUD
Home»RAGAM»OPINI»OPINI: Problematika Samsat Makassar di Tengah Perang Sistem PDE vs ERI. Kok Bisa?
OPINI

OPINI: Problematika Samsat Makassar di Tengah Perang Sistem PDE vs ERI. Kok Bisa?

Indotim NewsBy Indotim NewsOktober 21, 2025Tidak ada komentar2 Mins Read
Facebook Twitter Email WhatsApp Telegram
Share
Facebook Twitter Email WhatsApp

 Dinamika pelayanan di Samsat Makassar, dan di Sulawesi Selatan pada umumnya, kini tengah berada dalam pusaran kebingungan sistemik.

Oleh: Mansyur Asiz

Alih-alih menjadi lokomotif pelayanan publik berbasis digital, Samsat justru terjebak dalam perang senyap antara sistem PDE (Pendapatan Daerah Elektronik) dan ERI (Electronic Registration and Identification) yang masing-masing diklaim lebih efisien.

Akibatnya, masyarakat sebagai wajib pajak justru menjadi korban kebijakan yang saling tumpang tindih, lambat, dan penuh ketidakpastian.

Sistem yang semestinya mempercepat pelayanan justru berubah menjadi penghambat. Proses administrasi yang rumit, tumpang tindih kewenangan antar lembaga, serta buruknya koordinasi antara Bapenda, Ditlantas Polri, dan Jasa Raharja menimbulkan paradoks dalam tubuh Samsat.

Layanan yang seharusnya “satu atap” kini terasa seperti rumah dengan banyak pintu yang saling terkunci. Ketidakterpaduan inilah yang kemudian menciptakan persepsi negatif publik dan memunculkan dugaan adanya ruang abu-abu dalam pelayanan yang membuka celah praktik tak terpuji.

Di sisi lain, berbagai program potongan dan insentif pajak yang digagas Pemerintah Provinsi Sulsel seolah tidak mampu menambal kerusakan sistemik yang ada.

Bukannya menarik minat masyarakat untuk taat pajak, kebijakan tersebut malah tersandera oleh lemahnya integrasi data dan ego sektoral antar instansi.

Celah ini memperlihatkan bahwa persoalan utama Samsat bukan semata-mata pada sistem teknis, melainkan pada ketidakselarasan visi dan kepemimpinan kolaboratif di antara unsur pelaksananya.

Jaringan Oposisi Indonesia (JOIN) Sulsel menilai kondisi ini sebagai bentuk “ketidaktertiban birokrasi publik”1 yang harus segera diperbaiki.

JOIN tidak menuding, tetapi mengingatkan bahwa pembiaran terhadap kekacauan layanan publik akan berimbas pada merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara, termasuk institusi kepolisian yang sedang giat mendorong reformasi pelayanan berbasis transparansi dan akuntabilitas.

Kritik ini adalah bentuk kepedulian agar reformasi pelayanan publik tidak mandek hanya karena miskomunikasi antarlembaga.

Akhirnya, sudah saatnya Bapenda Sulsel, Ditlantas Polda Sulsel, dan Jasa Raharja duduk bersama secara terbuka dengan melibatkan unsur masyarakat sipil, akademisi, dan media. Dialog yang jujur dan konstruktif menjadi langkah awal mengurai simpul persoalan ini.

Sebab publik tidak butuh saling menyalahkan antarinstansi  yang dibutuhkan adalah pelayanan cepat, jelas, dan berintegritas. Samsat harus kembali ke khitahnya: hadir sebagai rumah pelayanan publik yang manunggal, bukan medan perang antar sistem.

Penulis Adalah Direktur Jaringan Oposisi Indonesia  (JOIN) Sulsel

Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email
Indotim News
  • Website

Related Posts

KOLOM: Ungkap Hingga Akarnya Tambang Emas Ilegal di Gowa!

Oktober 7, 2025

Analisis: Reformasi Polri, Kosmik Politik atau Aspirasi?

September 18, 2025

Hukum Babat Premanisme, Tak Pilih Kasih?

Mei 10, 2025
Leave A Reply Cancel Reply

  • Berita Terkini
  • Post Popular

SIT Darul Fikri Makassar Ajak Masyarakat Daftarkan Putra-Putri Terbaiknya Tahun Pelajaran 2026–2027

Oktober 22, 2025

GAKMI Laporkan Dugaan Korupsi Proyek Bibit Nanas Rp60 Miliar ke Kejati Sulsel

Oktober 22, 2025

KOLOM: Kasus Solar Subsidi Gowa, Transparansi Hukum yang Dinanti Publik (Bag.3)

Oktober 22, 2025

Dari Makassar untuk Sulsel: Adzkiyah Raihanah Putri Juara 1 Resensi Buku Tingkat SMA

Oktober 21, 2025

Pastor Yance Yogi dari Intan Jaya; Uskup Merauke urus umat, bukan sibuk pemekaran wilayah

Mei 29, 2022

DPC Pandawa Pattingalloang Gowa Laksanakan Rapat Persiapan Pelantikan

Agustus 15, 2022

Antara WikiLeaks dan SBY, Siapa Bohong?

Agustus 1, 2014

SIT Darul Fikri Makassar Ajak Masyarakat Daftarkan Putra-Putri Terbaiknya Tahun Pelajaran 2026–2027

Oktober 22, 2025
Berita Terbaru
  • SIT Darul Fikri Makassar Ajak Masyarakat Daftarkan Putra-Putri Terbaiknya Tahun Pelajaran 2026–2027
  • GAKMI Laporkan Dugaan Korupsi Proyek Bibit Nanas Rp60 Miliar ke Kejati Sulsel
  • KOLOM: Kasus Solar Subsidi Gowa, Transparansi Hukum yang Dinanti Publik (Bag.3)
  • Dari Makassar untuk Sulsel: Adzkiyah Raihanah Putri Juara 1 Resensi Buku Tingkat SMA
  • Lapas Kelas IIB Maros Berkontribusi Aktif dalam Implementasi 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Indeks Berita
© 2025 INDOTIM NEWS | by WebPro.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.